Minggu, 30 April 2017

Rabu, 26 April 2017

Proposal Penelitian

PENGARUH PENDEKATAN PMRI TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMP

PROPOSAL PENELITIAN


DISUSUN OLEH :
HANIFA ZULFITRI
NIM 06081281520065


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah, dan kesempatan yang telah diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan PMRI Terhadap Minat Belajar Siswa pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMP”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1.      Ibu Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah penelitian pendidikan.
2.      Bapak Dr. Budi Santoso, M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah penelitian pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penelitian ini masih banyak kekurangan. Namun demikian, semoga Allah menganugerahkan pahala, kebenaran, ilmu yang bermanfaat, serta menjadikan proposal penelitian ini bermanfaat bagi setiap pembaca. Amin.


Palembang,      April 2017

Penulis            


DAFTAR ISI


BAB I
PENDAHULUAN

I . 1 Latar Belakang
Minat belajar merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, sebaliknya jika minta belajar yang kurang maka akan menghasilkan prestasi yang rendah (Haryati, 2015). Slameto (2003) menyatakan bahwa minat belajar memiliki pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar, karena jika belajar tanpa disertai minat, siswa akan malas dan tidak akan mendapatkan kepuasan dalam mengikuti pembelajaran.
Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif yang lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan. Minat seseorang akan muncul melalui proses belajar (Waminton, 2011). Minat belajar merupakan salah satu pengaruh besar terhadap aktivitas belajar. Proses belajar akan lancar apabila diiringi dengan minat. Minat juga dapat menjadi motivasi utama dalam meningkatkan belajar siswa, sehingga pelajaran yang diberikan akan lebih mudah dipahami.
Dalam pembelajaran matematika, minat siswa terhadap pelajaran matematika cenderung kurang, hal ini terjadi karena kebanyakan siswa telah menganggap bahwa pelajaran matematika itu sulit. Hal tersebut terlihat pada hasil observasi yang dilakukan Firda dan Astuti (2013), bahwa siswa cenderung tidak menyukai matematika dikarenakan penyampaian materi kurang terkait dengan kehidupan sehari – hari. Menurut hasil observasi yang dilakukan oleh Puspasari (2010) bahwa indikasi kurangnya minat belajar siswa pada materi matematika dikarenakan pembelajaran matematika masih menggunakan metode konvensional dan tidak menghubungkan konsep matematika dengan kehidupan nyata yang telah dikenal oleh siswa. Hal tersebut merupakan salah satu pemicu rendahnya minat siswa pada pelajaran matematika.
Pada materi lingkaran, cara guru mengajarkan konsep dari luas lingkaran masih menggunakan metode konvensional dan tidak menghubungkan konsep dengan kehidupan yang telah dikenal oleh siswa. Padahal materi lingkaran merupakan salah satu materi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari – hari (Devi Emilya, 2010). Seharusnya dalam menjelaskan mengenai konsep dari materi luas lingkaran siswa akan lebih tertarik apabila menggunakan konteks kehidupan nyata. Hal tersebut termuat dalam lampiran Permendiknas RI No. 22 (2006) menyebutkan bahwa dalam setiap kesempatan pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem), sehingga ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran menjadi meningkat. Oleh karena itu, guru perlu merancang dan mengembangkan pembelajaran yang melibatkan interaksi siswa untuk meningkatkan minat siswa dalam mempelajari materi lingkaran.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang menerapkan kehidupan nyata dalam konteks pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran PMRI (Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia). Hal itu selaras dengan pendapat Supinah dan Agus (2009) bahwa salah satu ciri pendekatan PMRI adalah menggunakan masalah kontekstual yaitu matematika dipandang sebagai kegiatan sehari – hari manusia, sehingga memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi atau dialami oleh siswa (masalah kontekstual yang realistik bagi siswa) merupakan bagian yang sangat penting. Di dalam PMRI terdapat prinsip Guided re-invention dimana menurut Supinah dan Agus (2009) Guided re-invention atau menemukan kembali secara seimbang memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan matematisasi dengan masalah kontekstual. Disini siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja dalam membangun sendiri pengetahuan yang diperolehnya. Dalam hal ini siswa akan terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga minat siswa dalam pembelajaran akan meningkat.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan melakukan suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh pendekatan PMRI dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP.
I . 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat diidentifikasi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Adakah pengaruh pendekatan PMRI terhadap minat belajar siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP ?
2.      Adakah pengaruh pendekatan PMRI terhadap hasil belajar siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP ?
I . 3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengaruh pendekatan PMRI terhadap minat belajar siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP.
2.      Untuk mengetahui pengaruh pendekatan PMRI terhadap hasil belajar siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP.
I . 4 Manfaat Penelitian
1.      Bagi Guru
Dapat digunakan sebagai pengetahuan mengenai pengaruh dari pendekatan PMRI terhadap minat dan hasil belajar belajar siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP.
2.      Bagi Siswa
Dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa sehingga dapat mengembangkan potensi diri terhadap materi lingkaran.


BAB II
KAJIAN TEORI
II . 1 Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang diarahkan pada konsep – konsep dan struktur – struktur dalam pokok bahasan yang memiliki tujuan membantu proses belajar siswa serta mencari hubungan – hubungan antar konsep atau struktur yang dipelajari dan pembelajaran matematika dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran tersebut tercapai (Shabrina, 2014). Menurut Sakti (2014) pembelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar, sebagai alat pemecahan masalah, dan alat komunikasi dalam menjelaskan gagasan.
Pembelajaran matematika ditujukan untuk membina kemampuan siswa diantaranya dalam memahami konsep matematika, menggunakan penalaran, menyelesaikan masalah, mengkomunikasikan gagasan, dan memiliki sikap saling menghargai terhadap matematika (Rokhayati, 2010). Menurut Harlina (2011), pembelajaran matematika adalah suatu proses antara pendidik dan peserta didik dalam usaha mencapai perubahan pola pikir peserta didik tentang ilmu matematika.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006, pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.      Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2.      Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematiks dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3.      Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4.      Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5.      Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang diarahkan pada konsep – konsep dan struktur – struktur dalam pokok bahsan untuk membina kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika serta mencari hubungan antar konsep atau struktur yang dipelajari. Pembelajaran matematika akan berhasil jika tujuan pembelajaran tercapai. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat merancang pembelajaran dengan baik.
II . 2 Pendekatan PMRI
PMRI singkatan dari Pendidikan Matematika Realistik Indonesia yang merupakan adaptasi dari RME (Realistic Mathematics Education). Menurut Sari (2014) secara teorinya PMRI merupakan teori pembelajaran yang bertitik tolak dari hal – hal yang “real” atau pernah dialami siswa, menekankan ketrampilan proses doing mathematics, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok.
PMRI menghubungkan matematika dengan kehidupan nyata yang berada dekat dengan siswa dan relevan dengan kehidupan masyarakat agar memiliki nilai manusiawi atau sering disebut realistik. Dalam hal ini realistik yang dimaksud tidak hanya berhubungan dengan dunia nyata saja, akan tetapi juga menekankan pada masalah yang dapat dibayangkan oleh siswa (Fadillah, 2014).
Menurut Freudenthal dalam Soedjadi (2007, hal. 4 - 5) ada tiga prinsip utama dalam PMRI yaitu :
a)      Menemukan kembali secara terbimbing (Guided Re-invention)
Prinsip ini menekankan “penemuan kembali” secara terbimbing melalui topik – topik tertentu yang disajikan, siswa diberi kesempatan sama untuk membangun dan menemukan kembali ide – ide dan konsep – konsep matematika. Prinsip ini dapat diinspirasikan dengan menggunakan prosedur secara informal. Dalam hal ini dua macam matematisasi haruslah dijadikan dasar untuk berangkat dari tingkat belajar matematika secara informal ke tingkat belajar matematika secara formal.
b)      Fenomenologi didaktik (Didactical Phenomenology)
Prinsip ini menekankan fenomena pembelajaran yang bersifat mendidik dan menekankan pentingnya masalah kontekstual untuk memperkenalkan topik – topik matematika kepada siswa. masalah kontektual dipilih dengan mempertimbangkan (1) aspek kecocokan aplikasi yang harus diantisipasi dalam pembelajaran dan (2) kecocokan dengan proses re-invention yang berarti bahwa aturan/cara, atau konsep atau sifat termasuk model matematika tidak disediakan atau diajarkan oleh guru tetapi siswa perlu berusaha sendiri untuk menemukan atau membangun sendiri dengan berpangkal dari masalah kontekstual yang diberikan. Ini akan menimbulkan “learning trajectory” atau lintasan belajar yang akan menuju tujuan yang ditetapkan. Tidak mustahil lintasan belajar itu untuk setiap siswa bisa berbeda meskipun akan mencapai tujuan yang sama. Ini berarti bahwa pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi akan berpusat pada siswa.
c)      Membangun model sendiri (Self Developed Model)
Prinsip ketiga ini menunjukkan adanya fungsi “jembatan” yang berupa model. Karena berpangkal dari masalah kontekstual dan akan menuju ke matematika formal serta adanya kebebasan pada siswa maka tidaklah mustahil siswa akan mengembangkan model sendiri. Model itu mungkin masih sederhana dan masih mirip dengan masalah kontekstualnya. Model ini disebut “model of” dan sifatnya masih dapat disebut “matematika informal”. Selanjutnya mungkin melalui generalisasi ataupun formalisasi dapat mengembangkan model yang mengarahkan ke matematika formal, model ini disebut “model for”. Hal tersebut sesuai dengan matematisasi horisontal dan matematisasi vertikal, yang memungkinkan siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan caranya sendiri.
Selain prinsip diatas dalam pendekatan PMRI terdapat lima karakteristik (Zulkardi, 2010) yaitu :
1.      Menggunakan masalah kontekstual
2.      Menggunakan model atau jembatan dengan instrumen vertikal
3.      Menggunakan kontribusi siswa
4.      Interaktivitas
5.      Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya.
Dalam penelitian ini, saya menggunakan prinsip dan juga karakteristik dari PMRI karena dalam pembelajaran yang dilakukan siswa terlebih dahulu disajikan masalah berupa konteks nyata yang berada disekitarnya (prinsip Guided Re-inventionI). Lalu siswa akan mengkoordinasikan pengetahuannya untuk menurunkan rumus dalam menentukan rumus luas lingkaran (prinsip Didactical Phenomenology), yang kemudian siswa akan membangun sendiri model untuk menurunkan rumus dalam menentukan rumus luas lingkaran (prinsip Self Developed Model). Berdasarkan pembelajaran tersebut, secara tidak langsung kelima karakteristik dari PMRI akan muncul.
II . 3 Minat Belajar Siswa
Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan yang lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan. Minat seseorang timbul melalui proses belajar, tampaknya pertumbuhan minat dalam diri seseorang juga tidak hanya bergantung pada faktor dalam diri (fisik dan mental) tetapi juga pengaruh dari lingkungan. Hal ini dapat dilihat bagaimana peran keluarga, teman, guru, masyarakat dan budaya mempengaruhi tumbuhnya minat seseorang pada sesuatu hal (Waminton, 2011).
Menurut Syaiful Bahri dalam Haryati (2015, hal. 12) seseorang yang memiliki minat terhadap suatu aktivitas, akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten disertai rasa senang. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antar diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Semakin kuat dan dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat timbul pada diri seseorang bukan bawaan sejak lahir melainkan hasil belajar yang cenderung mendukung aktivitas belajar selanjutnya. Pendapat selaras juga diungkapkan oleh Puspasari (2010) bahwa minat adalah rasa suka dan tertarik yang tinggi dengan kesadaran diri terhadap sesuaitu yang dipandang memberi keuntungan dan kepuasan itu tanpa ada yang menyuruh.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif terhadap sesuatu yang dipandang memberi keuntungan dan kepuasan.
Dalam pembelajaran matematika minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa. Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran matematika maka siswa tersebut memiliki perhatian yang lebih dibandingkan dengan siswa lainnya. Dari perhatian yang lebih itulah siswa tersebut akan lebih rajin untuk belajar yang akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Puspasari, 2010). Menurut Waminton (2011) minat belajar matematika dapat diartikan sebagai perasaan senang, keinginan dan kecenderungan seseorang untuk mempelajari matematika sehingga matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan baginya tanpa ada paksaan.
Berdasarkan uraian mengenai minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika dapat disimpulkan bahwa seorang siswa yang memiliki minat yang besar terhadap matematika maka ia akan memiliki perasaan senang untuk mempelajari matematika dan memiliki perhatian lebih terhadap matematika.

II . 4 Materi Lingkaran
Lingkaran merupakan materi kelas VIII SMP. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2016) kompetensi dasar materi lingkaran ialah 3.7 menurunkan rumus untuk menentukan keliling dan luas daerah lingkaran yang dihubungkan dengan masalah kontekstual. Lingkaran adalah himpunan semua titik – titik pada bidang datar yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu yang disebut titik pusat dan jarak yang sama tersebut disebut jari – jari (Kemendikbud, 2014). Adapun penjabaran materi lingkaran adalah sebagai berikut :
1)      Unsur unsur lingkaran
a. titik pusat (O)
b. Jari – jari (OA)
c. Diameter (AB)
d. Busur (A – C, C – B, B – A)
e. Tali busur (AC)
                                     f. Tembereng (AEC)
                                     g. Juring (OBC)
                                     h. Apotema (OE)
2)      Keliling lingkaran
Untuk rumus keliling lingkaran adalah sebagai berikut :
K = π . d
Dengan K = keliling lingkaran,
π = 3,14 atau 22/7
d = diameter lingkaran.
Oleh karena panjang diameter adalah dua kali panjang jari-jari maka
K = π.d = π (2 . r) sehingga K = 2 πr
3)      Luas lingkaran
Luas lingkaran merupakan luas daerah yang dibatasi oleh keliling lingkaran. Daerah yang diarsir merupakan daerah lingkaran. Luas lingkaran dapat dihitung menggunakan rumus luas persegi panjang.

Jika diamati dengan teliti, susunan potongan-potongan juring tersebut menyerupai persegi panjang dengan ukuran panjang mendekati setengah keliling lingkaran dan lebar r sehingga luas bangun tersebut adalah
Luas persegi panjang   = p × l
= ½ keliling lingkaran × r
= ½ × (2πr) × r
= π × r2
Dengan demikian, luas daerah lingkaran tersebut dapat dirumuskan:
L = πr2 atau L = ¼ πd2
4)      Panjang busur dan luas juring
Gambar 2.4 menunjukkan sebuah lingkaran dengan titik pusat O. Ruas garis OA dan OB disebut sebagai jari-jari lingkaran O. Garis lengkung AB dinamakan busur AB dan daerah yang diarsir disebut sebagai juring AOB. Adapun sudut yang dibentuk oleh jari-jari OA dan OB, serta menghadap ke busur AB dinamakan sudut pusat lingkaran.
Kemudian ditemukan perbandingan antara panjang busur dan luas juring sebagai berikut :
5)      Luas Tembereng
Tembereng adalah daerah yang dibatasi oleh busur dan tali busur lingkaran.
Daerah yang diarsir antara tali busur AB dan busur AB disebut tembereng.
Luas tembereng = luas juring AOB – luas segitiga AOB
Pada penelitian yang akan saya lakukan, materi lingkaran yang akan saya pakai adalah tentang luas lingkaran dan keliling lingkaran. Dimana keliling lingkaran menjadi materi prasyarat dalam menemukan rumus dari luas lingkaran.
II . 5 Kerangka Berfikir
Minat belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa. Seorang siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi sebaliknya apabila seorang siswa memiliki minat belajar yang rendah maka akan mendapatkan hasil belajar yang rendah pula. Dalam pembelajaran, minat siswa terhadap pelajaran dapat ditingkatkan dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi. Oleh karena itu guru harus pandai dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa. pemilihan metode yang kurang tepat akan berpengaruh pada minat belajar siswa sehingga hasil belajar yang didapat kurang maksimal.
Pendekatan PMRI merupakan pendekatan yang sangat tepat untuk meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran karena pendekatan PMRI merupakan pembelajaran yang bertitik tolak dari hal – hal yang real sehingga dalam pembelajaran siswa dapat menggunakan imaginasi dan kreativitasnya. Selain itu dalam pendekatan PMRI terdapat prinsip Guided Re-invention dimana dalam prinsip ini siswa diberi kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali ide – ide dan konsep – konsep matematikanya sendiri. Dalam hal ini siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran sehingga minat siswa terhadap pembelajaran menjadi lebih tinggi.
Pada penelitian yang akan dilakukan peneliti akan menganalisis pengaruh PMRI terhadap minat siswa pada materi lingkaran khusunya materi luas lingkaran. Dimana dalam menurunkan rumus dalam menentukan luas lingkaran peneliti akan menggunakan bundaran air mancur palembang sebagai konteks dalam pembelajarannya. Secara sederhana kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.




II . 6 Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka penelitian tersebut diatas diajukan hipotesis tindakan yaitu terdapat pengaruh pendekatan PMRI terhadap minat siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP.


BAB III
METODE PENELITIAN

III . 1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian Pre – Eksperimen. Dengan desain eksperimen yang digunakan adalah one group before after atau pre-test and post-test group design. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pre-test dan diakhir pembelajaran sampel diberi post-test. Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk mengetahui pengaruh pendekatan PMRI terhadap minat dan hasil belajar siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP. Berikut merupakan tabel desain penelitian one group before after design.
Tabel 3.1
Desain penelitian one group before after design
Pretest
Treatment
Posttest
O1
X
O2
Keterangan :
O1 : tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan
O2 : test akhir (posttest) setelah perlakuan diberikan
X : perlakuan terhadap kelompok eksperimen
       
III . 2 Variabel Penelitian
 Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Menurut Sugiyono dalam Triastuti (2014) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut yang kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel penelitian yaitu sebagai berikut :
1.      Variabel bebas
Terdapat satu variabel bebas dalam penelitian ini yaitu perlakuan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan pembelajaran PMRI yang disimbolkan dengan P.
2.      Variabel terikat
Terdapat dua variabel terikat dalam penelitian ini yaitu minat belajar siswa pada pembelajaran luas lingkaran yang disimbolkan dengan M dan hasil belajar siswa pada pembelajaran luas lingkaran yang disimbolkan dengan H.
3.      Variabel kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar, jumlah jam mata pelajaran, materi yang diajarkan, angket minat, soal tes. Dimana guru yang mengajar, jumlah jam mata pelajaran, materi yang diajarkan, angket minat dan soal yang diberikan pada kelas eksperimen sebelum diberikan pendekatan PMRI dan sesudah diberikan pendekatan PMRI adalah sama.
III . 3 Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah “one group before after”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran PMRI dan variabel terikat yang diamati adalah minat dan hasil belajar siswa. Berikut ilustrasi desain yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Kelas
Pretest
Angket
Treatment
Post Test
Angket
A
H1A
M1A
P
H2A
M2A
Keterangan :
A         : Kelas eksperimen
H1A      : Pretest hasil belajar
M1A      : Pretest angket minat belajar
P          : Pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI
H2A      : Posttest hasil belajar
M2A      : Posttest angket minat belajar
III. 4 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan empat teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut :
1.      Observasi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi tersebut bertujuan untuk melihat apakah prinsip dan karakteristik dari pendekatan PMRI telah terlaksana dengan baik atau tidak. Observasi yang dilakukan adalah pengamatan langsung pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran yang bertujuan melihat aktivitas siswa dalam pembelajaran.
2.      Tes
Penelitian ini menggunakan dua jenis tes, yaitu pretest yang dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran dan posttest yang dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Adapun soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dalam bentuk pilihan ganda. Data tes diperoleh dari penskoran pada lembar jawaban siswa dengan jumlah maksimal 100 dan mininal 0.
3.      Angket
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk melihat data tentang minat siswa. Dimana angket ini diberikan sebanyak 2 kali yaitu sebelum pelaksanaan pembelajaran dan sesudah pembelajaran. Aspek yang dilihat adalah rasa senang, keingintahuan, dan perhatian terhadap pembelajaran. Instrumen butir angket menggunakan skala Likert dengan lima alternatif pilihan dari 5 kategori yaitu selalu, sering, kadang – kadang, jarang, dan tidak pernah. Berikut instrumen butir angket yang digunakan :
Tabel 3.3 Penskoran Butir Angket
Pernyataan
Pilihan
Positif
5
4
3
2
1
Negatif
1
2
3
4
5

4.      Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru dan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis proses pembelajaran yang diterapkan dan hal – hal yang kurang diamati oleh peneliti. Pedoman wawancara difokuskan pada proses pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan PMRI terhadap minat dan hasil belajar siswa pada materi lingkaran.
III . 5 Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh pendekatan PMRI terhadap minat dan hasil belajar siswa pada materi lingkaran maka perlu dilakukan analisis data. Adapun tahap – tahap analisis data yang telah terkumpul yaitu sebagai berikut :
1.      Deskripsi Hasil Pelaksanaan Penelitian
Deskripsi hasil pelaksanaan penelitian merupakan uraian pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran PMRI pada kelas eksperimen.
2.      Deskripsi Data
Data yang dideskripsikan adalah data minat dan hasil belajar siswa. Data minat diperoleh dari angket sebelum dan sesudah perlakuan sedangkan data hasil belajar diperoleh dari nilai pre test dan post test berupa soal uraian.
Deskripsi data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu deskripsi awal untuk menyelidiki rata – rata hitung, ragam/varians, dan uji normalitas dan deskripsi tahap akhir untuk menguji hipotesis.
a.       Deskripsi tahap awal
1)      Rata – rata hitung (Mean)
Rumus yang digunakan yaitu
Keterangan :
 = rata – rata
banyaknya siswa
nilai siswa ke i
2)      Ragam / Varians
Rumus yang digunakan yaitu

Keterangan :
S2 = varians
 = rata – rata
banyaknya siswa
nilai siswa ke
3)      Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Data yang diuji adalah hasil pre test dan angket minat siswa sebelum diberi perlakuan. Uji normalitas yang dilakukan ialah uji chi kuadrat test dengan taraf signifikansi alfa 0,05. Hipotesis pada uji normalitas ini yaitu:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi tidak normal
Dalam hal ini H0 akan diterima jika X2 hitung < X2 tabel.
b.      Deskripsi tahap akhir (uji hipotesis)
1)      Uji pengaruh PMRI terhadap minat belajar siswa
Hipotesis yang digunakan untuk menguji pengaruh PMRI terhadap minat belajar siswa adalah sebagai berikut :
H0 : m1 = m0                (tidak ada pengaruh Pendekatan PMRI terhadap minat belajar siswa).
Ha : m1ma               (ada pengaruh Pendekatan PMRI terhadap minat belajar siswa).
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus uji t yaitu :
Keterangan :
Taraf signifikasi yang digunakan adalah α = 0, 005. Kriteria keputusan H0 ditolak jika thitung > ttabel.
2)      Uji pengaruh PMRI terhadap hasil belajar siswa
Hipotesis yang digunakan untuk menguji pengaruh PMRI terhadap hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :
H0 : m1 = m0                (tidak ada pengaruh Pendekatan PMRI terhadap hasil belajar siswa).
Ha : m1ma                (ada pengaruh Pendekatan PMRI terhadap hasil belajar siswa).
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus uji t yaitu :
Keterangan :
Taraf signifikasi yang digunakan adalah α = 0, 005. Kriteria keputusan H0 ditolak jika thitung > ttabel.

III. 6 Indikator Keberhasilan
1.      Pendekatan PMRI dikatakan berpengaruh terhadap minat belajar siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP apabila uji hipotesis terhadap rata – rata nilai post test menunjukkan hasil yang lebih tinggi atau lebih baik dari pada rata – rata nilai pretest.
2.      Pendekatan PMRI dikatakan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP apabila uji hipotesis terhadap rata – rata nilai post test menunjukkan hasil yang lebih tinggi atau lebih baik dari pada rata – rata nilai pre test.