PENGARUH PENDEKATAN PMRI TERHADAP
MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMP
PROPOSAL PENELITIAN
DISUSUN OLEH :
HANIFA ZULFITRI
NIM 06081281520065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah, dan kesempatan
yang telah diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan PMRI Terhadap Minat Belajar Siswa
pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMP”.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan
mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian ini dengan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Ibu
Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah
penelitian pendidikan.
2. Bapak
Dr. Budi Santoso, M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah penelitian
pendidikan.
Penulis
menyadari bahwa penulisan proposal penelitian ini masih banyak kekurangan.
Namun demikian, semoga Allah menganugerahkan pahala, kebenaran, ilmu yang
bermanfaat, serta menjadikan proposal penelitian ini bermanfaat bagi setiap
pembaca. Amin.
Palembang,
April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
I
. 1 Latar Belakang
Minat
belajar merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi belajar yang
tinggi, sebaliknya jika minta belajar yang kurang maka akan menghasilkan
prestasi yang rendah (Haryati, 2015). Slameto
(2003) menyatakan bahwa minat belajar memiliki
pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar, karena jika belajar tanpa
disertai minat, siswa akan malas dan tidak akan mendapatkan kepuasan dalam
mengikuti pembelajaran.
Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor
yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif yang lama kelamaan
akan mendatangkan kepuasan. Minat seseorang akan muncul melalui proses belajar (Waminton, 2011) . Minat belajar
merupakan salah satu pengaruh besar terhadap aktivitas belajar. Proses belajar
akan lancar apabila diiringi dengan minat. Minat juga dapat menjadi motivasi
utama dalam meningkatkan belajar siswa, sehingga pelajaran yang diberikan akan
lebih mudah dipahami.
Dalam pembelajaran matematika, minat siswa terhadap pelajaran
matematika cenderung kurang, hal ini terjadi karena kebanyakan siswa telah
menganggap bahwa pelajaran matematika itu sulit. Hal tersebut terlihat pada
hasil observasi yang dilakukan Firda dan Astuti (2013), bahwa siswa cenderung
tidak menyukai matematika dikarenakan penyampaian materi kurang terkait dengan
kehidupan sehari – hari. Menurut hasil observasi yang dilakukan oleh Puspasari (2010)
bahwa indikasi kurangnya minat belajar siswa pada materi matematika dikarenakan
pembelajaran matematika masih menggunakan metode konvensional dan tidak
menghubungkan konsep matematika dengan kehidupan nyata yang telah dikenal oleh
siswa. Hal tersebut merupakan salah satu pemicu rendahnya minat siswa pada
pelajaran matematika.
Pada materi lingkaran, cara guru mengajarkan konsep dari luas
lingkaran masih menggunakan metode konvensional dan tidak menghubungkan konsep
dengan kehidupan yang telah dikenal oleh siswa. Padahal materi lingkaran
merupakan salah satu materi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari – hari
(Devi Emilya, 2010) . Seharusnya dalam
menjelaskan mengenai konsep dari materi luas lingkaran siswa akan lebih
tertarik apabila menggunakan konteks kehidupan nyata. Hal tersebut termuat
dalam lampiran Permendiknas RI No. 22 (2006) menyebutkan bahwa dalam setiap
kesempatan pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah
yang sesuai dengan situasi (contextual
problem), sehingga ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran menjadi
meningkat. Oleh karena itu, guru perlu merancang dan mengembangkan pembelajaran
yang melibatkan interaksi siswa untuk meningkatkan minat siswa dalam
mempelajari materi lingkaran.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang menerapkan kehidupan
nyata dalam konteks pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran PMRI
(Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia). Hal itu selaras dengan pendapat
Supinah dan Agus (2009) bahwa salah satu ciri pendekatan PMRI adalah
menggunakan masalah kontekstual yaitu matematika dipandang sebagai kegiatan
sehari – hari manusia, sehingga memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi atau
dialami oleh siswa (masalah kontekstual yang realistik bagi siswa) merupakan
bagian yang sangat penting. Di dalam PMRI terdapat prinsip Guided re-invention dimana menurut Supinah dan Agus (2009) Guided re-invention atau menemukan
kembali secara seimbang memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan
matematisasi dengan masalah kontekstual. Disini siswa didorong atau ditantang
untuk aktif bekerja dalam membangun sendiri pengetahuan yang diperolehnya.
Dalam hal ini siswa akan terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga
minat siswa dalam pembelajaran akan meningkat.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan melakukan suatu
penelitian untuk mengetahui pengaruh pendekatan PMRI dalam meningkatkan minat
belajar siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP.
I . 2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat
diidentifikasi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Adakah pengaruh
pendekatan PMRI terhadap minat belajar siswa pada materi lingkaran di kelas
VIII SMP ?
2.
Adakah pengaruh
pendekatan PMRI terhadap hasil belajar siswa pada materi lingkaran di kelas
VIII SMP ?
I . 3 Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui
pengaruh pendekatan PMRI terhadap minat belajar siswa pada materi lingkaran di
kelas VIII SMP.
2.
Untuk mengetahui
pengaruh pendekatan PMRI terhadap hasil belajar siswa pada materi lingkaran di
kelas VIII SMP.
I . 4 Manfaat
Penelitian
1.
Bagi Guru
Dapat digunakan sebagai pengetahuan mengenai pengaruh dari
pendekatan PMRI terhadap minat dan hasil belajar belajar siswa pada materi
lingkaran di kelas VIII SMP.
2.
Bagi Siswa
Dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa sehingga
dapat mengembangkan potensi diri terhadap materi lingkaran.
BAB II
KAJIAN TEORI
II . 1 Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang diarahkan
pada konsep – konsep dan struktur – struktur dalam pokok bahasan yang memiliki
tujuan membantu proses belajar siswa serta mencari hubungan – hubungan antar
konsep atau struktur yang dipelajari dan pembelajaran matematika dikatakan
berhasil apabila tujuan pembelajaran tersebut tercapai (Shabrina, 2014) . Menurut Sakti (2014)
pembelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar,
sebagai alat pemecahan masalah, dan alat komunikasi dalam menjelaskan gagasan.
Pembelajaran matematika ditujukan untuk membina kemampuan
siswa diantaranya dalam memahami konsep matematika, menggunakan penalaran,
menyelesaikan masalah, mengkomunikasikan gagasan, dan memiliki sikap saling
menghargai terhadap matematika (Rokhayati, 2010) . Menurut Harlina (2011),
pembelajaran matematika adalah suatu proses antara pendidik dan peserta didik
dalam usaha mencapai perubahan pola pikir peserta didik tentang ilmu
matematika.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22
Tahun 2006, pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1.
Memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2.
Menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematiks dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3.
Memecahkan masalah yang
meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4.
Mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah.
5.
Memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diri dalam pemecahan masalah.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah pembelajaran yang diarahkan pada konsep – konsep dan struktur
– struktur dalam pokok bahsan untuk membina kemampuan siswa dalam memahami
konsep matematika serta mencari hubungan antar konsep atau struktur yang
dipelajari. Pembelajaran matematika akan berhasil jika tujuan pembelajaran
tercapai. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat merancang pembelajaran dengan
baik.
II . 2 Pendekatan
PMRI
PMRI
singkatan dari Pendidikan Matematika Realistik Indonesia yang merupakan
adaptasi dari RME (Realistic Mathematics
Education). Menurut Sari (2014) secara teorinya PMRI merupakan teori
pembelajaran yang bertitik tolak dari hal – hal yang “real” atau pernah dialami
siswa, menekankan ketrampilan proses doing
mathematics, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman
sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan
matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun
kelompok.
PMRI
menghubungkan matematika dengan kehidupan nyata yang berada dekat dengan siswa
dan relevan dengan kehidupan masyarakat agar memiliki nilai manusiawi atau
sering disebut realistik. Dalam hal ini realistik yang dimaksud tidak hanya
berhubungan dengan dunia nyata saja, akan tetapi juga menekankan pada masalah
yang dapat dibayangkan oleh siswa (Fadillah, 2014) .
Menurut
Freudenthal dalam Soedjadi (2007,
hal. 4 - 5)
ada tiga prinsip utama dalam PMRI yaitu :
a) Menemukan kembali secara terbimbing (Guided Re-invention)
Prinsip ini menekankan “penemuan kembali” secara terbimbing
melalui topik – topik tertentu yang disajikan, siswa diberi kesempatan sama
untuk membangun dan menemukan kembali ide – ide dan konsep – konsep matematika.
Prinsip ini dapat diinspirasikan dengan menggunakan prosedur secara informal.
Dalam hal ini dua macam matematisasi haruslah dijadikan dasar untuk berangkat
dari tingkat belajar matematika secara informal ke tingkat belajar matematika
secara formal.
b) Fenomenologi didaktik (Didactical
Phenomenology)
Prinsip ini menekankan fenomena pembelajaran yang bersifat
mendidik dan menekankan pentingnya masalah kontekstual untuk memperkenalkan
topik – topik matematika kepada siswa. masalah kontektual dipilih dengan mempertimbangkan
(1) aspek kecocokan aplikasi yang harus diantisipasi dalam pembelajaran dan (2)
kecocokan dengan proses re-invention yang berarti bahwa aturan/cara, atau
konsep atau sifat termasuk model matematika tidak disediakan atau diajarkan
oleh guru tetapi siswa perlu berusaha sendiri untuk menemukan atau membangun
sendiri dengan berpangkal dari masalah kontekstual yang diberikan. Ini akan
menimbulkan “learning trajectory” atau lintasan belajar yang akan menuju tujuan
yang ditetapkan. Tidak mustahil lintasan belajar itu untuk setiap siswa bisa
berbeda meskipun akan mencapai tujuan yang sama. Ini berarti bahwa pembelajaran
tidak lagi berpusat pada guru tetapi akan berpusat pada siswa.
c) Membangun model sendiri (Self
Developed Model)
Prinsip ketiga ini menunjukkan adanya fungsi “jembatan” yang
berupa model. Karena berpangkal dari masalah kontekstual dan akan menuju ke
matematika formal serta adanya kebebasan pada siswa maka tidaklah mustahil
siswa akan mengembangkan model sendiri. Model itu mungkin masih sederhana dan
masih mirip dengan masalah kontekstualnya. Model ini disebut “model of” dan
sifatnya masih dapat disebut “matematika informal”. Selanjutnya mungkin melalui
generalisasi ataupun formalisasi dapat mengembangkan model yang mengarahkan ke
matematika formal, model ini disebut “model for”. Hal tersebut sesuai dengan
matematisasi horisontal dan matematisasi vertikal, yang memungkinkan siswa
dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan caranya sendiri.
Selain
prinsip diatas dalam pendekatan PMRI terdapat lima karakteristik (Zulkardi,
2010)
yaitu :
1. Menggunakan masalah kontekstual
2. Menggunakan model atau jembatan dengan instrumen vertikal
3. Menggunakan kontribusi siswa
4. Interaktivitas
5. Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya.
Dalam
penelitian ini, saya menggunakan prinsip dan juga karakteristik dari PMRI
karena dalam pembelajaran yang dilakukan siswa terlebih dahulu disajikan masalah
berupa konteks nyata yang berada disekitarnya (prinsip Guided Re-inventionI). Lalu siswa akan mengkoordinasikan
pengetahuannya untuk menurunkan rumus dalam menentukan rumus luas lingkaran
(prinsip Didactical Phenomenology),
yang kemudian siswa akan membangun sendiri model untuk menurunkan rumus dalam menentukan
rumus luas lingkaran (prinsip Self
Developed Model). Berdasarkan pembelajaran tersebut, secara tidak langsung
kelima karakteristik dari PMRI akan muncul.
II . 3 Minat Belajar Siswa
Minat merupakan
dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau
perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau
kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan yang lama kelamaan akan mendatangkan
kepuasan. Minat seseorang timbul melalui proses belajar, tampaknya pertumbuhan
minat dalam diri seseorang juga tidak hanya bergantung pada faktor dalam diri
(fisik dan mental) tetapi juga pengaruh dari lingkungan. Hal ini dapat dilihat
bagaimana peran keluarga, teman, guru, masyarakat dan budaya mempengaruhi
tumbuhnya minat seseorang pada sesuatu hal (Waminton, 2011) .
Menurut Syaiful Bahri dalam Haryati (2015, hal. 12) seseorang yang
memiliki minat terhadap suatu
aktivitas, akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten disertai rasa
senang. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antar diri
sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Semakin kuat dan dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat. Minat timbul pada diri seseorang bukan bawaan
sejak lahir melainkan hasil belajar yang cenderung mendukung aktivitas belajar
selanjutnya. Pendapat selaras juga diungkapkan oleh Puspasari (2010) bahwa minat adalah rasa suka dan tertarik yang tinggi
dengan kesadaran diri terhadap sesuaitu yang dipandang memberi keuntungan dan
kepuasan itu tanpa ada yang menyuruh.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah dorongan
dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian
secara selektif terhadap sesuatu yang dipandang memberi keuntungan dan
kepuasan.
Dalam pembelajaran matematika minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil
belajar siswa. Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran
matematika maka siswa tersebut memiliki perhatian yang lebih dibandingkan
dengan siswa lainnya. Dari perhatian yang lebih itulah siswa tersebut akan
lebih rajin untuk belajar yang akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa (Puspasari, 2010) . Menurut Waminton (2011) minat belajar
matematika dapat diartikan sebagai perasaan senang, keinginan dan kecenderungan
seseorang untuk mempelajari matematika sehingga matematika menjadi pelajaran
yang menyenangkan baginya tanpa ada paksaan.
Berdasarkan uraian mengenai minat belajar siswa dalam pembelajaran
matematika dapat disimpulkan bahwa seorang siswa yang memiliki minat yang besar
terhadap matematika maka ia akan memiliki perasaan senang untuk mempelajari
matematika dan memiliki perhatian lebih terhadap matematika.
II . 4 Materi Lingkaran
Lingkaran
merupakan materi kelas VIII SMP. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(2016) kompetensi dasar materi lingkaran ialah 3.7 menurunkan rumus untuk
menentukan keliling dan luas daerah lingkaran yang dihubungkan dengan masalah
kontekstual. Lingkaran adalah himpunan semua titik – titik pada bidang datar
yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu yang disebut titik pusat dan
jarak yang sama tersebut disebut jari – jari (Kemendikbud, 2014) . Adapun penjabaran materi lingkaran
adalah sebagai berikut :
1) Unsur unsur lingkaran
a. titik pusat (O)
b. Jari – jari (OA)
c. Diameter (AB)
d. Busur (A – C, C – B, B – A)
e. Tali busur (AC)
f. Tembereng (AEC)
g. Juring (OBC)
h. Apotema (OE)
2) Keliling lingkaran
Untuk rumus
keliling lingkaran adalah sebagai berikut :
K = π . d
Dengan K =
keliling lingkaran,
π = 3,14 atau 22/7
d = diameter
lingkaran.
Oleh karena
panjang diameter adalah dua kali panjang jari-jari maka
K
= π.d = π (2 . r) sehingga K = 2 πr
3) Luas lingkaran
Luas lingkaran merupakan luas daerah
yang dibatasi oleh keliling lingkaran. Daerah yang diarsir merupakan daerah
lingkaran. Luas lingkaran dapat dihitung menggunakan rumus luas persegi
panjang.
Jika diamati dengan teliti, susunan
potongan-potongan juring tersebut menyerupai persegi panjang dengan ukuran
panjang mendekati setengah keliling lingkaran dan lebar r sehingga luas
bangun tersebut adalah
Luas persegi panjang = p × l
= ½ keliling lingkaran × r
= ½ × (2πr) × r
= π × r2
Dengan demikian, luas daerah lingkaran
tersebut dapat dirumuskan:
L = πr2 atau L = ¼ πd2
4) Panjang busur dan luas juring
Gambar 2.4 menunjukkan sebuah lingkaran dengan titik pusat O. Ruas
garis OA dan OB disebut sebagai jari-jari lingkaran O. Garis
lengkung AB dinamakan busur AB dan daerah yang diarsir disebut
sebagai juring AOB. Adapun sudut yang dibentuk oleh jari-jari OA dan
OB, serta menghadap ke busur AB dinamakan sudut pusat lingkaran.
Kemudian ditemukan
perbandingan antara panjang busur dan luas juring sebagai berikut :
5) Luas
Tembereng
Tembereng adalah daerah yang dibatasi
oleh busur dan tali busur lingkaran.
Daerah yang diarsir antara tali busur AB dan busur AB disebut
tembereng.
Luas
tembereng = luas juring AOB – luas segitiga AOB
Pada
penelitian yang akan saya lakukan, materi lingkaran yang akan saya pakai adalah
tentang luas lingkaran dan keliling lingkaran. Dimana keliling lingkaran
menjadi materi prasyarat dalam menemukan rumus dari luas lingkaran.
II
. 5 Kerangka Berfikir
Minat
belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar
siswa. Seorang siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan mendapatkan
hasil belajar yang tinggi sebaliknya apabila seorang siswa memiliki minat
belajar yang rendah maka akan mendapatkan hasil belajar yang rendah pula. Dalam
pembelajaran, minat siswa terhadap pelajaran dapat ditingkatkan dengan
pemilihan metode pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi. Oleh karena
itu guru harus pandai dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan kepada siswa. pemilihan metode yang kurang tepat
akan berpengaruh pada minat belajar siswa sehingga hasil belajar yang didapat
kurang maksimal.
Pendekatan
PMRI merupakan pendekatan yang sangat tepat untuk meningkatkan minat siswa
terhadap pembelajaran karena pendekatan PMRI merupakan pembelajaran yang
bertitik tolak dari hal – hal yang real sehingga dalam pembelajaran siswa dapat
menggunakan imaginasi dan kreativitasnya. Selain itu dalam pendekatan PMRI
terdapat prinsip Guided Re-invention dimana dalam
prinsip ini siswa diberi kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali ide –
ide dan konsep – konsep matematikanya sendiri. Dalam hal ini siswa menjadi
lebih aktif dalam pembelajaran sehingga minat siswa terhadap pembelajaran
menjadi lebih tinggi.
Pada penelitian yang akan dilakukan peneliti akan
menganalisis pengaruh PMRI terhadap minat siswa pada materi lingkaran khusunya
materi luas lingkaran. Dimana dalam menurunkan rumus dalam menentukan luas
lingkaran peneliti akan menggunakan bundaran air mancur palembang sebagai
konteks dalam pembelajarannya. Secara sederhana kerangka penelitian dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
II
. 6 Hipotesis
Berdasarkan tinjauan
pustaka dan kerangka penelitian tersebut diatas diajukan hipotesis tindakan
yaitu terdapat pengaruh pendekatan PMRI terhadap minat siswa pada materi
lingkaran di kelas VIII SMP.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
III . 1 Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian Pre – Eksperimen. Dengan desain
eksperimen yang digunakan adalah one
group before after atau pre-test and
post-test group design. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan
terlebih dahulu sampel diberi pre-test
dan diakhir pembelajaran sampel diberi post-test.
Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk mengetahui
pengaruh pendekatan PMRI terhadap minat dan hasil belajar siswa pada materi
lingkaran di kelas VIII SMP. Berikut merupakan tabel desain penelitian one group before after design.
Tabel 3.1
Desain penelitian one group before after design
Pretest
|
Treatment
|
Posttest
|
O1
|
X
|
O2
|
Keterangan :
O1 :
tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan
O2 :
test akhir (posttest) setelah perlakuan diberikan
X : perlakuan
terhadap kelompok eksperimen
III . 2 Variabel Penelitian
Variabel
adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi
peristiwa atau hasil penelitian. Menurut Sugiyono dalam Triastuti (2014) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut yang kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini terdapat 3
variabel penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Variabel
bebas
Terdapat satu
variabel bebas dalam penelitian ini yaitu perlakuan kepada kelas eksperimen
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran PMRI yang disimbolkan dengan P.
2. Variabel
terikat
Terdapat dua
variabel terikat dalam penelitian ini yaitu minat belajar siswa pada
pembelajaran luas lingkaran yang disimbolkan dengan M dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran luas lingkaran yang disimbolkan dengan H.
3. Variabel
kontrol
Variabel kontrol dalam
penelitian ini adalah guru yang mengajar, jumlah jam mata pelajaran, materi
yang diajarkan, angket minat, soal tes. Dimana guru yang mengajar, jumlah jam
mata pelajaran, materi yang diajarkan, angket minat dan soal yang diberikan
pada kelas eksperimen sebelum diberikan pendekatan PMRI dan sesudah diberikan
pendekatan PMRI adalah sama.
III
. 3 Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah “one group before after”. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran PMRI dan variabel terikat
yang diamati adalah minat dan hasil belajar siswa. Berikut ilustrasi desain
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Desain
Penelitian
Kelas
|
Pretest
|
Angket
|
Treatment
|
Post
Test
|
Angket
|
A
|
H1A
|
M1A
|
P
|
H2A
|
M2A
|
Keterangan :
A : Kelas eksperimen
H1A : Pretest hasil belajar
M1A : Pretest angket minat belajar
P : Pembelajaran menggunakan pendekatan
PMRI
H2A : Posttest hasil belajar
M2A : Posttest angket minat belajar
III.
4 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan empat
teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi
tersebut bertujuan untuk melihat apakah prinsip dan karakteristik dari
pendekatan PMRI telah terlaksana dengan baik atau tidak. Observasi yang
dilakukan adalah pengamatan langsung pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Observasi dilakukan pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran
yang bertujuan melihat aktivitas siswa dalam pembelajaran.
2. Tes
Penelitian ini
menggunakan dua jenis tes, yaitu pretest yang dilakukan sebelum pelaksanaan
pembelajaran dan posttest yang dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran
dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Adapun soal tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah soal dalam bentuk pilihan ganda. Data tes
diperoleh dari penskoran pada lembar jawaban siswa dengan jumlah maksimal 100
dan mininal 0.
3. Angket
Angket dalam
penelitian ini digunakan untuk melihat data tentang minat siswa. Dimana angket
ini diberikan sebanyak 2 kali yaitu sebelum pelaksanaan pembelajaran dan
sesudah pembelajaran. Aspek yang dilihat adalah rasa senang, keingintahuan, dan
perhatian terhadap pembelajaran. Instrumen butir angket menggunakan skala Likert
dengan lima alternatif pilihan dari 5 kategori yaitu selalu, sering, kadang –
kadang, jarang, dan tidak pernah. Berikut instrumen butir angket yang digunakan
:
Tabel 3.3 Penskoran Butir Angket
Pernyataan
|
Pilihan
|
||||
Positif
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Negatif
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
4. Wawancara
Wawancara dalam
penelitian ini dilakukan terhadap guru dan siswa untuk mengidentifikasi dan
menganalisis proses pembelajaran yang diterapkan dan hal – hal yang kurang
diamati oleh peneliti. Pedoman wawancara difokuskan pada proses pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan PMRI terhadap minat dan hasil belajar siswa pada
materi lingkaran.
III
. 5 Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan
penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh pendekatan PMRI terhadap minat dan
hasil belajar siswa pada materi lingkaran maka perlu dilakukan analisis data.
Adapun tahap – tahap analisis data yang telah terkumpul yaitu sebagai berikut :
1. Deskripsi
Hasil Pelaksanaan Penelitian
Deskripsi hasil
pelaksanaan penelitian merupakan uraian pelaksanaan penelitian yang dilakukan
dengan menerapkan pendekatan pembelajaran PMRI pada kelas eksperimen.
2. Deskripsi
Data
Data yang
dideskripsikan adalah data minat dan hasil belajar siswa. Data minat diperoleh
dari angket sebelum dan sesudah perlakuan sedangkan data hasil belajar
diperoleh dari nilai pre test dan post test berupa soal uraian.
Deskripsi data
dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu deskripsi awal untuk
menyelidiki rata – rata hitung, ragam/varians, dan uji normalitas dan deskripsi
tahap akhir untuk menguji hipotesis.
a. Deskripsi
tahap awal
1) Rata
– rata hitung (Mean)
Rumus
yang digunakan yaitu 
Keterangan
:
2)
Ragam / Varians
Ragam / Varians
Rumus
yang digunakan yaitu
Keterangan
:
S2
= varians
3) Uji
Normalitas
Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau
tidak. Data yang diuji adalah hasil pre test dan angket minat siswa sebelum
diberi perlakuan. Uji normalitas yang dilakukan ialah uji chi kuadrat test
dengan taraf signifikansi alfa 0,05. Hipotesis pada uji normalitas ini yaitu:
H0
: data berdistribusi normal
H1
: data berdistribusi tidak normal
Dalam
hal ini H0 akan diterima jika X2 hitung < X2
tabel.
b. Deskripsi
tahap akhir (uji hipotesis)
1) Uji
pengaruh PMRI terhadap minat belajar siswa
Hipotesis
yang digunakan untuk menguji pengaruh PMRI terhadap minat belajar siswa adalah
sebagai berikut :
H0 : m1
= m0 (tidak ada pengaruh Pendekatan
PMRI terhadap minat belajar siswa).
Ha : m1
≠ ma (ada pengaruh Pendekatan PMRI
terhadap minat belajar siswa).
Untuk menguji hipotesis tersebut
digunakan rumus uji t yaitu :

Keterangan :
Taraf
signifikasi yang digunakan adalah α = 0, 005. Kriteria keputusan H0
ditolak jika thitung > ttabel.
2) Uji
pengaruh PMRI terhadap hasil belajar siswa
Hipotesis
yang digunakan untuk menguji pengaruh PMRI terhadap hasil belajar siswa adalah
sebagai berikut :
H0 : m1
= m0 (tidak ada pengaruh Pendekatan
PMRI terhadap hasil belajar siswa).
Ha : m1
≠ ma (ada pengaruh Pendekatan PMRI
terhadap hasil belajar siswa).
Untuk
menguji hipotesis tersebut digunakan rumus uji t yaitu :

Keterangan
:
Taraf
signifikasi yang digunakan adalah α = 0, 005. Kriteria keputusan H0
ditolak jika thitung > ttabel.
III. 6 Indikator Keberhasilan
1. Pendekatan
PMRI dikatakan berpengaruh terhadap minat belajar siswa pada materi lingkaran di
kelas VIII SMP apabila uji hipotesis terhadap rata – rata nilai post test
menunjukkan hasil yang lebih tinggi atau lebih baik dari pada rata – rata nilai
pretest.
2. Pendekatan
PMRI dikatakan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi lingkaran
di kelas VIII SMP apabila uji hipotesis terhadap rata – rata nilai post test
menunjukkan hasil yang lebih tinggi atau lebih baik dari pada rata – rata nilai
pre test.
0 komentar:
Posting Komentar